Rabu, 13 April 2011

sultan yogyakarta


Lahir di Yogyakarta dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem, Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").
Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga". Ia merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".[1]Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I. Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda

Masa jabatan
17 Agustus
19451 Oktober 1988
Presiden Soekarno
Soeharto
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru
Pengganti Paku Alam VIII (Pejabat Gubernur)

Masa jabatan
18 Maret
19401 Oktober 1988
Pendahulu Hamengkubuwana VIII
Pengganti Hamengkubuwana X

Lahir 12 April 1912
Bendera Belanda
Kota Yogyakarta, Hindia Belanda
Meninggal 2 Oktober 1988 (umur 76)
Bendera Amerika Serikat
Washington, D.C., Amerika Serikat
Kebangsaan  Indonesia
Partai politik Non partai
Anak Adipati Anum, dll
Agama Islam











 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar